Cinta dan Pembalasan
Tak lagi kutahu bagaimana mencinta,
Apalagi getaran rindu,
Apa itu kekasih ?
Bilakah wujud asmara ?
Semuanya kini hanya samar...
Kini aku tengah mengingat-ingat...
Sepertinya ia dulu pernah hadir mengisi hari-hariku,
Melukiskan sejuta senyum di setiap kebersamaan
Gelak tawa senantiasa teriring dalam setiap langkah
Kala itu ada hati lugu nan lemah,
Masih muda dan tak mengenal dunia,
Hanya mencari legenda cinta
Membuaikan kasih pada pujaan hati
Namun semua hanya sejenak saja
Saat berbalik semuanya telah berlalu
Ia lenyap secepat gelembung sabun,
Seperti malam yang menggantikan terang,
Tiba-tiba semua keindahan telah menghilang,
Tergantikan sebuah kisah lirih yang panjang
Legenda cinta akhirnya tetap menjadi cerita yang abadi
Terkubur menanti ada insan lain
Yang ingin mencoba tuk mencari lagi
Bilakah aku ?
Ini aku terdiam di sini..
Luka itu masih terperih
Desah nafaskupun ikut menjerit dan merintih
Pernah berkali-kali kucoba untuk melupakan
Semua rasa yang telah kau torehkan
Tetap mencinta seperti tak pernah ada luka
Mengasihi tanpa harap kembali
Tapi kau pun tetap melukai
Seakan cinta tak pernah kau hargai
Takkan cukup apa yang kuberi
Bahkan semakin menjadi kau sakiti
Hati yang pernah biru telah menjadi pilu
Redup dan hampir mati
Jangan salahkan aku kalau semua rasa di hati ini lahir kembali
Dalam asa tersusun menjadi amarah,
Dan amarah itu telah membara-bara
Sungguh tak satupun dapat membisikkan kata penyesalan
Sekalipun kau datang bersimpuh dengan airmata
Karena hati yang dulu masih penuh cinta
Kini telah menjelma menjadi satu kisah pembalasan
Kaulah yang memaksa, jadi tak usah kau sesalkan
Kesempatan itu sudah berlalu
Kala aku masih rela berkorban demi dirimu
Namun waktu itu tak 'kan pernah kembali
Tidak juga berputar tuk kau sesali
Hingga saatnya semua telah berbalik
Baiklah engkau bersiap sendiri
Karena cinta yang kecil telah menjadi amarah yang tak tertahankan
Berseru-seru hingga terbalaskan
Karena cinta telah menjadi pembalasan
0 comments:
Post a Comment